Ketika saya membeli telur di toko dekat
rumah, saya tercengang ketika pemilik toko sedang ngomel-ngomel, gara-gara dia
nagih utang ke pelanggannya tapi tidak dikasih.
“Masa bisa beli hand phone baru tapi hutang
beras hampir 2 bulan gak dibayar-bayar, ditagih marah-marah!” Itulah omelan
pemilik toko dengan suara yang keras sekali.
Waktu itu ada beberapa pembeli dan ada
yang berkomentar, “Ia ya, beras hutang tapi bisa beli hand phone mewah. Ya udah
Bu, kalau hutang beras lagi suruh saja makan tuh hand phone.”
Peristiwa seperti itu sering terjadi di
sekitar kita. Memiliki barang mewah lebih utama daripada yang lain. Gengsi dan
ingin diterima kelompok biasanya membuat mereka bisa melakukan apa saja hanya
untuk memenuhi hasratnya. Uang belanjapun dipotong sana sini tanpa ampun. Jatah
beras jadi tablet, jatah susu anak jadi tas mewah asal penampilan bisa wah.
Mereka rata-rata ibu rumah tangga dari
kalangan menengah yang sengaja mengikuti arisan-arisan yang dibuat oleh
teman-teman mereka dari golongan atas. Mereka terlalu memaksakan diri supaya
dipandang ‘kaya’ oleh teman-temannya. Setiap temannya membeli barang baru yang lainnya pasti berlomba-lomba membeli
barang lain yang lebih mahal harganya. Itulah gaya hidup mereka. Tidak masalah
kalau uangnya mencukupi, tapi sangat aneh bila sampai berhutang beras tapi
pakai hp mewah.
Memilih gaya hidup dan teman
bersosialisasi memang hak seseorang tapi jangan sampai merugikan kebutuhan
dapur dan keluarga. Apalagi sampai hutang beras 2 bulan belum dibayar,
malu.....ibu-ibu.....Hidup apa adanya kayaknya lebih nyaman deh....Hati tenang
dan tidak ditagih hutang.
No comments:
Post a Comment