Akibat
merebaknya virus corona, kantor Nona Nana menjalankan work form home. Kantor tutup untuk
sementara waktu dan semua bekerja dari rumah, pegawai hanya masuk bila kondisi urgent saja. Jangan harap bisa berleha-leha di rumah
karena setiap hari harus share location
dan tetap mengerjakan semua tugas-tugas kantor dari rumah. Pulang kampung tetap bisa tetapi ya hanya
Sabtu Minggu saja, kalau hari lain pulang kampung tetapi tidak cuti, bisa kena
sanksi. Pegawai dianggap bolos kerja kalau sampai pergi ke luar kota selain
hari Sabtu Minggu. Semuanya menaati
aturan pemerintah untuk “tinggal di rumah aja”.
Nona Nana merasa bosan bekerja di rumah selama seminggu ini. Enggak boleh kemana-mana, keluar rumah hanya
seperlunya saja. Meskipun begitu ada
enaknya juga work form home. Enggak
harus memakai baju formal, bisa tidur-tiduran kalau pekerjaan lagi nyantai, dan
hemat bedak juga lipstik he..he..he... Kadang beli makanan lewat delivery order. Pingin pulang kampung lama tetapi
enggak bisa. Yah...lebih baik mengembangkan hobi menulis
saja kalau pas lagi senggang.
Siang ini sepi banget...anak-anak di kos-kosan pada pulang kampung, mbak
Sita juga ke kantor, maklum kantornya enggak work form home. Suara pesan
di hand phone juga sepi. Nona Nana menengok ke jam dinding di
kamarnya, oalah...jam 13.10, pantas
saja sepi lha wong waktunya orang
tidur siang. Mata gadis manis itu mulai
ngantuk juga. Hmmm...enaknya tiduran
saja, perut sudah kenyang kerjaan juga
sudah kelar semua. Tak lama kemudian Nona Nana terlelap di bantalnya.
“Mbak Nanaa...Mbak...!”
terdengar suara mbak Yati, asisten rumah tangga di tempat kos Nona Nana memanggil-manggil namanya dan suara pintu
kamar diketuk-ketuk.
“Iya...Mbak Yati, ada apa?” nona Nana terbangun dari tidurnya.
“Ada paket datang Mbak.” teriak mbak Yati.
Nona Nana melihat jam di dinding menunjukkan pukul 15.35, “Waduh aku
ketiduran, gimana ini.”
Dia cepat-cepat ke depan untuk mengambil paketnya. Wah, senang sekali,
sepatu yang dibelinya kemarin lusa sudah datang. Cepat-cepat dia kembali ke kamar. Paket
sepatu itu diletakkannya begitu saja di lantai kamar. Dia segera membuka
hp-nya. Wow...ada 3 email, 1 dari mbak Ika, 2 dari bu Yuni. Untung saja ada paket datang, kalu tidak
hmm...bisa runyam nih.
Dibacanya email itu satu persatu, hanya dari Bu Yuni yang urgent sedangkan dari mbak Ika bisa dikerjakan besok. Secepatnya Nona Nana mengerjakan data yang
diminta bu Yuni. Enggak ada setengah jam
data itu sudah diselesaikannya. Nona Nana
memang terkenal cekatan dalam bekerja.
Tak heran dia menjadi anak emas bu Arina, bosnya di kantor.
Badan terasa gerah, pingin mandi tetapi
jam masih meunjukkan jam kerja. Nona Ana
mengambil remote televisi dan menghidupkannya. Dipencetnya salah satu saluran
televisi favoritnya. Hmmm....acaranya
enggak bagus. Saluran yang lain juga
tidak menarik. Mmm...mending ke lantai
atas aja menikmati pemandangan sore hari.
Cuaca mendung, angin bertiup pelan, membuat badan si nona segar.
Asyik sekali menikmati senja di lantai
3. Dilihatnya jam di hpnya, jam kantor
berakhir sebentar lagi. Andai saja pandemi
corona ini selesai, betapa asyiknya.
Bisa traveling seperti dulu lagi tanpa ada yang menghalangi, bebas mau kemanapun pergi. Keasyikan menghayal, tak terasa jam kantor
sudah usai. Sebentar lagi Maghrib, Nona
Nana bergegas turun. Diambilnya handuk
yang dijemurnya di depan kamar dan masuk kamar mandi.
No comments:
Post a Comment