NONA NANA EPISODE 7 - WORK FORM WORK


Akibat  merebaknya virus corona, kantor Nona Nana menjalankan work form home. Kantor tutup untuk sementara waktu dan semua bekerja dari rumah, pegawai hanya masuk bila kondisi urgent saja.  Jangan harap bisa berleha-leha di rumah karena setiap hari harus share location dan tetap mengerjakan semua tugas-tugas kantor dari rumah.  Pulang kampung tetap bisa tetapi ya hanya Sabtu Minggu saja, kalau hari lain pulang kampung tetapi tidak cuti, bisa kena sanksi. Pegawai dianggap bolos kerja kalau sampai pergi ke luar kota selain hari Sabtu Minggu.  Semuanya menaati aturan pemerintah untuk “tinggal di rumah aja”.
     Nona Nana merasa bosan bekerja di rumah selama seminggu ini.  Enggak boleh kemana-mana, keluar rumah hanya seperlunya saja.  Meskipun begitu ada enaknya juga work form home. Enggak harus memakai baju formal, bisa tidur-tiduran kalau pekerjaan lagi nyantai, dan hemat bedak juga lipstik he..he..he... Kadang beli makanan lewat delivery order.  Pingin pulang kampung lama tetapi enggak  bisa.  Yah...lebih baik mengembangkan hobi menulis saja kalau pas lagi senggang.

     Siang ini sepi banget...anak-anak di kos-kosan pada pulang kampung, mbak Sita juga ke kantor, maklum kantornya enggak work form home.  Suara pesan di hand phone juga sepi.  Nona Nana menengok ke jam dinding di kamarnya, oalah...jam 13.10, pantas saja sepi lha wong waktunya orang tidur siang.  Mata gadis manis itu mulai ngantuk juga.  Hmmm...enaknya tiduran saja, perut sudah kenyang  kerjaan juga sudah kelar semua. Tak lama kemudian Nona Nana terlelap di bantalnya.
       “Mbak Nanaa...Mbak...!” terdengar suara mbak Yati, asisten rumah tangga di tempat kos Nona Nana  memanggil-manggil namanya dan suara pintu kamar diketuk-ketuk. 
     “Iya...Mbak Yati, ada apa?” nona Nana terbangun dari tidurnya. 
     “Ada paket datang Mbak.” teriak mbak Yati.
     Nona Nana melihat jam di dinding menunjukkan pukul 15.35, “Waduh aku ketiduran, gimana ini.”
     Dia cepat-cepat ke depan untuk mengambil paketnya. Wah, senang sekali, sepatu yang dibelinya kemarin lusa sudah datang.  Cepat-cepat dia kembali ke kamar. Paket sepatu itu diletakkannya begitu saja di lantai kamar. Dia segera membuka hp-nya. Wow...ada 3 email, 1 dari mbak Ika, 2 dari bu Yuni.  Untung saja ada paket datang, kalu tidak hmm...bisa runyam nih. 
     Dibacanya email itu satu persatu, hanya dari Bu Yuni yang urgent sedangkan dari mbak Ika bisa dikerjakan besok.  Secepatnya Nona Nana mengerjakan data yang diminta bu Yuni.  Enggak ada setengah jam data itu sudah diselesaikannya.  Nona Nana memang terkenal cekatan dalam bekerja.  Tak heran dia menjadi anak emas bu Arina, bosnya di kantor.      
     Badan terasa gerah, pingin mandi tetapi jam masih meunjukkan jam kerja.  Nona Ana mengambil remote televisi dan menghidupkannya. Dipencetnya salah satu saluran televisi favoritnya.  Hmmm....acaranya enggak bagus.  Saluran yang lain juga tidak menarik.  Mmm...mending ke lantai atas aja menikmati pemandangan sore hari.  Cuaca mendung, angin bertiup pelan, membuat badan si nona segar. 
     Asyik sekali menikmati senja di lantai 3.  Dilihatnya jam di hpnya, jam kantor berakhir sebentar lagi.  Andai saja pandemi corona ini selesai, betapa asyiknya.  Bisa traveling seperti dulu lagi tanpa ada yang menghalangi,  bebas mau kemanapun pergi.  Keasyikan menghayal, tak terasa jam kantor sudah usai.  Sebentar lagi Maghrib, Nona Nana bergegas turun.  Diambilnya handuk yang dijemurnya di depan kamar dan masuk kamar mandi.     

No comments:

Post a Comment