Kisah ini menceritakan
seorang wanita karier yang mendapat julukan 'Nona Nana' dari teman-temannya.
Dia gambaran seorang gadis dari desa yang yang berpendidikan tinggi
dan berkarir mapan di kota. Inilah kisah lika-liku seorang wanita karier lengkap
dengan segala tantangan dan ujian yang dialaminya.
Untuk mengikuti kisah Si Nona baca juga NONA NANA
Episode 1,2,3,4,5 di SPESIAL UNTUK ANDA pada blog ini.
PERNIKAHAN BEDA USIA YANG MEMBINGUNGKAN
Pagi ini hari begitu indah, hujan gerimis menambah
keelokannya. Dari tempat duduknya, Nona Nana memandangi gerimis yang
seolah-olah mengajaknya untuk merenungi hari-hari yang telah dilaluinya.
Teringat masa-masa kecilnya, almarhum Bapak, kampung halaman dan.....”Hai Na, gerimis-gerimis gini ngelamun!” teriak
Mbak Ma sambil menepuk pundak Nona Nana. Mbak Ma adalah sahabat Nona Nana dimana saja berada.“
Wah, kesambet jin penjaga kantor baru tahu rasa lho...Non, kamu kenapa sih, aku
amati sejak tadi kamu senyum-senyum sendiri, emang gerimisnya lucu apa ?
cerocos Mbak Ma dengan logat Bugisnya yang kental. Mbak Ma memang cerewet dan dianggap “tetua” kantor. Karena dia
paling tua dan paling suka ngomelin temen-teman yang perlu diomelin
ha..ha...”Emang ada apa? Kan belum jam kantor, Mbak. Ganggu aja.” Nona Nana
beranjak dari kursinya dan merapikan baju kotak-kotaknya. “Na, makan pagi
yok...aku bawain gethuk (makanan khas Jawa Timur) nih. Kemudian ditaruhnya empat
bungkus gethuk di meja. Tahu sendiri kan bagaimana kelanjutannya. Sambil makan
pasti deh... ngobrol ngalor ngidul. “By
the way busway... ngelamunin apa
sih...cerita donk...kalo ada hot gosip..Walah..paling dapat bronis
lagi.” Goda Mbak Ma dengan mulut penuh gethuk. “ Dah tahu nanya he..he....”,
Nona Nana tertawa terbahak-bahak...
Nona Nana memang punya satu kelebihan dalam hubungan
dengan cowok yaitu sering didekati cowok-cowok brondong atau daun muda. Tapi bukan sembarang brondong tapi bronis alias
brondong manis yang berprestasi. Bahkan ada yang sempat menggelayut di hatinya.
Maklum Nona yang satu ini memang suka dengan cowok yang smart dan punya
kelebihan khusus. Untungnya kok ya dapat ya. Sebagian orang-orang terdekatnya
yang asli Jawa Timur masih menganggap itu sesuatu yang belum lazim. Tapi dia
enjoy aja menikmati hubungan pertemanan itu.
Lagian siapa sih yang melarang hubungan beda usia. Tiba-tiba telepon berdering
dan Mbak Ma mengangkatnya dengan tergesa-gesa. “Halooo pa kabar bronisss....pagi-pagi dah telepon. Na,
telepon tuh dari Dama.” Berdebar jantungnya menerima telepon dari Dama. Ga tahu
kenapa ya, hatinya senang sekali setiap mendapat telepon dari bronis yang satu
ini. “Assalamualikum Mbak.....pa kabar nih.” terdengar suara khas Dama yang
berat dan saat itulah Nona Nana menyadari kalau ucapan salam yang khas dari
Dama yang membuatnya rindu setengah mati. Tak segan-segan dia menelponnya lebih
dari 1 kali sehari. Yah... anehlah , masa nelpon sahabat sampai segitunya.Ahhh....jalani
ajalah.... apa yang terjadi biarkan terjadi. “Waalaikumsalam Dam, baik...Hei,
tumben telpon jam segini? Sambil senyum-senyum dia menjawabnya.”Mbak, aku mau
minta tolong bisa ga?” katanya dengan nada memohon. “Ga bisa ha..ha.. “goda
Nana dengan wajah sumringah. Mbak Ma malu sendiri dan pergi meninggalkan mereka
dengan terheran-heran. “Na, Si Elka mo dikemanain?” Sela Mbak Ma dengan suara
keras. Tapi Nana cuek aja tak menghiraukan gerutuan sahabatnya. Dan
geedubrakkk.... Mbak Ma menubruk pintu kemudian dia pergi sambil memegang
sikunya yang sakit. “Mbak, internetku
lagi ngadat nih, minta tolong donk downloadkan fileku, sekarang dan harus bisa,ga
boleh nolak karena alasan sibuk.” Mohon Dama. “Aduh, kamu ini cari-cari alasan
aja. Dik Dama....emang di Bandung ga ada warnet?”Balasnya. “Banyak virusnya
Nana.....”Jawab Dama ga mau kalah. “Iya ya Dik Dama....tak downloadkan
sekarang. Udah tutup teleponmu, kalau kebanyakan ngobrol dimarahin bos.” Nona
Nana akhirnya mengalah, ga enak juga pagi-pagi terima telepon pribadi. “OK,
terima kasih Mbak...Assalamualaikum..” Sebenarnya Nana tahu kalau Dama
mengada-ngada atau sekedar menggodanya, masa sih hanya itu doank alasannya –
virus. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan.
Dengan hati-hati didownloadnya file yang dimaksud Dama.
Semoga saja tidak ada yang tahu. Kalau ketahuan mengerjakan hal pribadi, pasti
kena SP lagi. “Hayo....tak bilangin bos lho...” tiba-tiba saja Mbak Ma nongol
tanpa permisi. “Bilangin aja kalo berani!”tantangnya. “Guyon, Non...Lagian kamu
itu ya...pagi-pagi dikerjain anak ingusan kok mau.” Mbak Ma nggak habis pikir
dengan sikap sahabatnya yang satu ini. “Kasihan Mbak, filenya mau dipakai jam
10 nanti.” Nona Nana menjelaskan lagi. Mbak Ma juga berpikir pasti ada sesuatu
yang akan terjadi. Alasannya kelihatan banget, dibuat-buat – dasar rayuan
brondong.
Hp di saku Nana bergetar dan terlihat sms dari Dama yang
berisi pesan cara membuka file yang baru saja diunduhnya dan alamat e-mail
seseorang. Dadanya berdebar-debar membukanya. Aneh, kenapa berdebar-debar? File 1-3 memang benar berisi penelitian Dama
yang harus dikirim ke e-mail Dosennya. Tapi file ke 4 dan 5 ditujukan untuknya.
Matanya terbelalak setelah tahu isinya. File ke 4 berisi foto metamorfosis
dirinya mulai dari bayi sampai sekarang. Tampilannya bagus banget. Selera seni
Dama memang tinggi. Diam-diam Nana terpesona dengan cowok yang masih skripsi di
sebuah Institut ternama di Indonesia. Belum habis kekagumannya, dia dikejutkan
lagi dengan file ke 5,tampak di sana terpampang fotonya dengan kostum Barbie, Kimono dan Pengantin Jawa. Anehnya foto yang berkostum
Pengantin Jawa berpasangan dengan seseorang tanpa wajah. Apa maksudnya? Ada-ada
saja. Belum sempat semua isi file dilihatnya. Dia harus cepat-cepat
menyelesaikan pekerjaannya hari ini.
Rasa penasaran menyelimuti hati Nona Nana. Dan jam istirahat ini dia ingin menelepon
Dama. Ajakan untuk makan siang di luar ditolaknya dengan alasan ga enak badan.
Nana tidak mau ada orang yang mengganggunya saat menelepon Dama. Hp Dama off,
dicobanya telepon ke tempat kos Dama, tapi temannya bilang kalau Dama sedang
sholat Dhuhur ke Masjid dan sebentar lagi datang. Semakin bangga Nana
mengetahuinya. Jaman sekarang langka lho ada anak muda yang mau sholat jamaah
ke Masjid. Mau dibukanya lagi file itu,
tapi ga nyaman karena di kantor. Nanti malam saja di rumah. Selesai sholat, dia
mencoba menelepon Dama lagi dan senang sekali Nana mendengar suaranya apalagi
salam yang diucapkannya. Benar-benar membuatnya terpana. Dama juga senang
sekali mendengar suara Nana. “Mbak, kenapa baru telepon sekarang....aku sudah
nungguin dari tadi. Udah dilihat semua belum?” kata Dama dengar hati
berbunga-bunga. Sebenarnya Dama juga mulai merasakan perasaan yang aneh kepada
Nana. Dia senang sekali kalau gadis itu meneleponnya. Bahkan sebelumnya dia
tidak pernah menelepon seorang cewek sampai lebih dari 2x sehari. Lha sekarang,
dia kadang-kadang menelepon Nana sampai 4x bahkan 6x sehari. Melebihi minum
obat..hikk..hikkk. Dama tidak suka ber-sms,chatting ataupun bermessenger dengan
Nana. Dia lebih suka telepon, karena bisa denger canda tawanya
sejelas-jelasnya. Pingin lihat wajah manis Si Nona, tinggal video call.
Gampangkan? Tak heran kalau pulsanya membengkak akhir-akhir ini. “Sorry, aku belum lihat semuanya. Ga enaklah,
masa di kantor menthelengi (melihat)
foto-foto yang aneh itu, ntar aja di rumah.” Meraka tertawa terbahak-bahak membahasnya. Tapi kali
ini Dama tidak punya waktu banyak karena harus menemui kliennya. Dama memang
punya bisnis membuat web yang dikerjakannya disela-sela kuliahnya. Dia juga
seorang mahasiswa berprestasi bahkan penelitiannya sempat menjadi juara
disebuah ajang bergengsi di Indonesia. Juga taat beribadah. Amat sangat memenuhi kriteria untuk menjadi pasangan
hidup yang didambakan seorang Nona Nana.
Jadi bukan brondong sembarangan yang suka iseng seperti yang dipikirkan
Mbak Ma. Dia bronis alias brondong manis dan bener-bener muanissss bagi Nana. Hari-harinya semakin muanisss
sejak kehadiran Dama.
Sepertinya hati mereka masing-masing sudah saling
terpaut. Akankah hubungan persahabatan itu mengancam hubungan mereka dengan
pacar masing-masing? Hanya Allah yang menentukan. Mereka pertama kali bertemu
di kantor tempat Dama praktek kerja yang juga tempat lama Elka bekerja. Dunia
sempit ya, masa kenalnya di kantor itu juga. Terus Dama juga adik kelas Elka,
meski selisih jauh. Nana sering kesana karena kantornya bekerja sama dengan
perusahaan bonafid itu. Karena seringnya bertemu, akhirnya jadi akrab deh. Dan
selanjutnya......saling curhat-curhatan. Bahkan ketika Dama sudah kembali ke
habitat asalnya mereka tetap menjalin persahabatan. Malah semakin erat. Waktu Nana ada acara di
Bandungpun, dia berkunjung ke kos-kosan Dama dan sempat jalan-jalan menikmati
wisata kuliner Bandung yang ‘uenak tenan’. Jarak tak membuat mereka putus
komunikasi. Untung ya....semua provider telekomunikasi di negeri ini pade perang tarif. Ngoceh sampe dowerpun
kagak bikin kantong kosong. Elka juga mengetahui persahabatan mereka. Nana
sendiri yang bilang, di samping itu Elkapun juga mendengarnya dari Dewa,
sahabatnya yang masih kerja disana. Dewa bilang kalau hubungan mereka terlalu
akrab. Tapi pria mapan itu tak mempermasalahkannya, dia tahu kalau Nana supel
sehingga punya teman seabrek dan banyak yang naksir. Dia percaya sekali pada
kekasihnya begitu pula sebaliknya.Bagi mereka saling percaya adalah kunci utama
hubungan jarak jauh. Nana dan Dama tahu posisi masing-masing sejak awal. Mereka
sering bercerita tentang semua yang mereka alami sehari-hari termasuk sedikit
cerita tentang pacar masing-masing. Dama sudah tahu kalau Nana menjalin
hubungan serius dengan Elka. Nana juga
tahu kalau Dama sudah bertunangan dengan saudara jauhnya. Maklum mereka
dijodohkan dan Dama tidak punya pilihan lain. Walau sebenarnya dia tidak
mencintainya.
Setelah makan malam, Nana cepat-cepat menghidupkan laptopnya. Tak sabar dia membuka kiriman file
dari Dama. Diamatinya dengan cermat isinya satu persatu. Dia masih bingung apa
maksud dari fotonya yang dimake over menjadi pengantin Jawa dan foto tanpa
wajah yang juga memakai baju pengantin Jawa laki-laki berdampingan dengannya.
Disitu ada pesan, “Kalau bingung, telepon aku.” Nana tidak mau dipusingkan
dengan urusan yang tidak penting ini. Dirinya penasaran juga apa maksudnya.
Diteleponnya cowok aneh itu. “Mbak,
gimana foto-fotonya?” Dama pingin tahu pendapat sahabatnya itu.
“Alhamdulillah......sesuatu banget....” jawab Nana menirukan gaya Syahrini.
“Akh...pake gaya Syahrini segala....genit tahu nggak.” Canda Dama. Mengetahui
respon dari Nana yang sangat antusias, Dama seneng banget. Dia nggak pernah
merasakan hal seperti ini ketika bersama Nida, tunangannya. Padahal mereka
teman sepermainan sejak kecil. Apa aku ini jatuh cinta ke Nana- pikir Dama. Akh
entahlah, ditepisnya perasaan yang menyeruak aneh di lubuk hatinya.”Helloo.....
kenapa diam? Jelasin donk foto tanpa wajah itu.” Pinta Nana. “Ok. Dengerin
baik-baik ya....wajah itu akan kuisi dengan pria yang menikahi kamu.” Terang
Dama tersipu-sipu. “Akh, kamu ini....ada-ada saja..... .” Nana gemes juga
digodain seperti itu. “Mbak,emang mo nikah dengan Mas Elka kapan?” Mendapat pertanyaan
mendadak seperti itu Nana jengah juga. “Rahasia....!” teriak Nana spontan
sambil tertawa-tawa. Kecut juga hatinya. Dia sendiri belum tahu kapan mo nikah.
Dilamar sepihak sih udah, tapi belum resmi bilang ke ortu. Masa mo cerita ke
Dama yang sebenarnya. Enggaklah....! Andai saja dirinya menikah dengan
Dama...Harapan itu muncul begitu saja tanpa diundang. Tapi nikah beda usia donk. Dama 3 tahun dibawahku. Akh...tapi ga masalahlah nikah beda usia, toh sekarang banyak yang melakukannya dan baik-baik saja. Aku bingung ya Allah...! Dama bisa merasakan apa yang sebenarnya
terjadi, makanya dia tidak meneruskan gurauannya. Anehnya, Dama juga berharap
wajahnyalah yang mengisi foto itu. Akankah harapan mereka tercapai? Hanya Allah
yang tahu.........Dan di hari yang indah ini, mereka meneruskan canda tawanya
sampai dower....wer..wer...
No comments:
Post a Comment